Minggu, 04 April 2010

Jika Aku Menjadi

Mungkin tidak terpikir sebelumnya oleh penulis kenapa jalannya seperti ini, banyak cita – cita dari awal masuk dunia pendidikan sampai sekarang di universitas. Awal mula penulis ingin menjadi seorang guru karena jasa guru begitu besar dan guru itulah yang telah membuat orang – orang besar seperti sekarang ini. Mungkin bisa dikatakan awal mulanya dari itu semua, berkembang dengan perbedaan jaman yang semakin maju penulis berfikiran untuk menjadi seorang yang ahli di bidang matematika karena matematika ini merupakan induk / bagian dari semua ilmu yang ada. Setelah dipikir – pikir mau jadi apa nantinya jika lapangan pekerjaan yang membutuhkan itu semua, setelah berfikir matang – matang penulis tertarik juga untuk menjadi seorang arsitektur tapi sayang cita – cita penulis kandas dikarenakan biaya buat pendukung itu semua terlalu mahal dan universitas yang penulis mimpikan juga gagal karena tidak masuk ujian SPMB pada jaman itu.
“penulis terlalu banyak keinginan maaf ya”
Penulis juga heran dengan ini semua mungkin ini yang dinamakan jalan hidup yang perlu kita lalui semuanya. Awal masuk univeristas penulis bertanya – Tanya apakah jurusan buat jadi programmer karena menurut rumor gaji seorang programmer begitu mahal sehingga penulis tertarik untuk mengambil itu semua. Tapi semuanya tidak sesuai dengan yang penulis harapkan mungkin untuk jaman seperti ini kita harus belajar menjadi seorang entrepreneur / wirausahawan. Penulis menjadikan itu semua sebagai awl dari kebangkitan untuk menjadi seorang yang bisa berguna karena cita – cita dari awal sampai dengan yang terakhir mau masuk kuliah tidak terwujud semua. Mungkin penulis harus menjadi seorang entrepreneur sejati karena sampai sekarang pun penulis melakukan itu semua walaupun harus bekerja tanpa mengenal waktu demi mencukupi semua kebutuhan kuliah yang begitu mahal. Tapi semua ini tidak hanya kebetulan, penulis mencari informasi tentang seorang yang menjadi entrepreneur dan ternyata hampir sebagian besar warga / masyarakat Negara – Negara maju menjadi seorang entrepreneur karena mereka pikir kita diciptakan bukan untuk mencari pekerjaan tetapi kita menciptakan lapangan pekerjaan.
“maaf penulis terlalu semangat”
Tetapi, kita itu akan susah mencari lapangan pekerjaan seandainya kita tidak memiliki network / skill yang memadai. Pernahkah terpikir oleh kita sudah berapa banyak mahasiswa yang keluar dari universitas setiap tahunnya, apakah perusahaan mau menampung kita semua yang sudah bergulat dengan waktu untuk mendapatkan sebuah gelar. Tapi berbanding dengan itu semua kita harus bangkit dan bagaimana kita menciptakan lapangan pekerjaan sehingga teman – teman kita yang bersama- sama mencari ilmu bisa mendapatakan pekerjaan yang amat sangat layak dengan perjuangan yang telah kita tempuh.
Intinya adalah janganlah kita terlalu memaksakan keinginan yang tidak mungkin bisa kita dapat tapi kita juga harus yakin dengan diri kita bahwa kita juga bisa menjadi sukses dan maju dengan kemampuan dan kekuatan yang kita punya.
“semoga kita bisa saling mengerti dan merenungi semua yang telah kita lakukan dan satu pesan dari penulis jangan putus tali persaudaraan agar kita bisa saling membantu”

ubiquitous

ubiquitous merupakan sebuah model/konsep interaksi manusia-komputer yang paling canggih dan modern, dimana proses informasi keduanya diintegrasikan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Kata ‘Ubiquitous’ menurut kamus Merriam-Webster bisa diartikan sebagai ‘ada di berbagai tempat dalam waktu yang sama’. Sehingga konsep ubiquitous computing, atau ubiquitous network itu mungkin bisa diterjemahkan secara sempit misalnya sebagai kemampuan akses ke sebuah network (internet) di mana saja.

Ubiquitous Computing (=komputasi dimana-mana) diperkenalkan pertama kali oleh Mark Weiser pada tahun 1988 selagi menjabat sebagai Chief Technologist di Xerox Palo Alto Research Center (PARC). Mark menulis beberapa kajian awal mengenai subjek tersebut, terutama penjelasan inti konsepnya.

Ubiquitous Computing disebut sebagai gelombang ketiga dalam komputasi. Yang pertama adalah konsep mainframe, dimana sebuah mesin dipakai oleh banyak orang bersamaan (one computer, many people). Sekarang kita berada pada era personal computer (komputer pribadi) yaitu seseorang menggunakan masing-masing mesin yang dimilikinya (one person, one computer). Karena komputer menjadi semakin murah dan menjadi sangat lazim, selanjutnya akan datang masa Ubiquitous Computing dan menjadi era “one person, many computers”.

Mark Weiser menjelaskan Ubiquitous Computing merupakan sebuah model/konsep interaksi manusia-komputer yang paling canggih dan modern, dimana proses informasi keduanya diintegrasikan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, seseorang yang “menggunakan” Ubiquitous Computing melibatkan banyak sistem komputasi berikut device (peralatan/mesin)-nya, namun secara tidak sadar dia menggunakan peralatan tersebut dikarenakan sudah sangat membaur dengan lingkungannya. Model seperti ini adalah pengembangan dari paradigma desktop computing.

Mark Weiser mengenalkan tiga bentuk dasar dari mesin Ubiquitous yaitu : tab, pad, dan board.
Tab : dapat dipakaikan atau dipasang dengan ukuran sentimeter.

Pad : segenggam tangan dengan ukuran desimeter.

Board : mesin display/layar interaktif berukuran beberapa meter.


Referensi lebih lanjut :
Ubiquitous Computing Home Page – http://www.ubiq.com/
Mark Weiser Original Papers – http://sandbox.xerox.com/ubicomp/
Mark Weiser Home Page – http://www.ubiq.com/weiser/
Ubiquitous Computing and Communication Journal – http://www.ubicc.org/